Penyandang Disabilitas
Yang Juga Seorang Piatu
Disabilitas adalah kondisi yang menghambat kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang dianggap normal oleh masyarakat. Atau dengan kata lain penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual,mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi ecara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. Disabilitas dapat bersifat fisik, mental, sensoris, atau kognitif. Setiap individu dengan disabilitas memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan pengalaman yang unik. Disabilitas tidak sepenuhnya merupakan sebuah kekurangan tapi akan menjdi sebuah kelebihan yang tidak akan dimiliki orang lain. Salah satu siswa SDN Pakisan 1 Mohammad Haikal Mustofa atau yang lebih sering dipanggil Haikal adalah putera dari Bapak Abdul Hadi dan Alm Ibu Rohimah. Haikal adalah penyandang Disabilitas dan sudah menjadi seorang piatu. Ibunya meninggal setelah melahirkan anak keduanya (Adik Haikal). Sejak Ibunya meninggal Haikal hidup bersama Bapaknya. Bahkan saat di sekolah Haikal selalu meminta ditunggui Bapaknya dan tidak mau ditinggal. Alhasil hampir setiap hari bapaknya selalu mendampingi Haikal dari jam 07.00 sampai waktu kepulangan sekolah. Demi anak yang sangat dikasihi dan satu-satunya kenangan dari istri tercinta, Bapak Abdul Hadi dengan sangat sabar menunggui Haikal sampai jam sekolah usai. Haikal termasuk penyandang disabilitas sensorik adalah terganggunya salah satu fungsi dari panca indera yaitu rungu atau wicara. Disabilitas rungu wicara adalah istilah yang mernunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau hilangnya fungsi pendengaran dan atau fungsi bicara baik disebabkan oleh kelahiran, kecelakaan maupun penyakit. Haikal mengalami keterbatasan fisik karena sakit. Menurut Bapak Abdul Hadi (Bapak dari Haikal) sehari setelah dilahirkan, Haikal tiba-tiba panas tinggi dan dilarikan ke Rumah Sakit dan mengalami kejang demam (step). Memasuki usia di mana anak-anak mulai belajar berbicara Haikal mengalami keterlambatan dibandingkan dengan anak usia sebayanya. Haikal tidak dapat berbicara dengan jelas tetapi bisa memberikan respon atas pembicaraan orang lain. Walaupun Haikal penyandang dissabilitas akan tetapi semangatnya untuk mengenyam bangku pendidikan tidak pernah surut. Sekarang Haikal duduk di bangku kelas 2 di SDN Pakisan 1. Walaupun keadaannya sangat berbeda dengan teman sebanyanya, Haikal sangat bersemangat sekali untuk bersekolah. Dengan keterbatasan yang dimilkinya maka sangatlah sulit untuk Haikal membaca dan menyambungkan huruf menjadi sebuah kalimat, tetapi Haikal mampu menghafal satu persatu huruf. Bahkan sekarang semenjak Haikal duduk di bangku kelas 2 dan di bawah bimbingan wali kelasnya Ibu Yuliyati, S.Pd, Haikal menjadi rajin belajar setiap malam. Ketika saya menyapanya dan memberinya semangat setiap pagi, dengan wajah polosnya Haikal selalu tersenyum dan sekali-kali dia bilang “ iya”. Bahkan Haikal selalu rajin mengerjakan sholat, saat adzan shubuh Haikal sudah bergegas untuk mengambil wudhu. Haikal juga rajin mengaji. Semoga Allah selalu memberinya kemudahan dalam setiap langkahnya. Dan ini membuat saya sangat tertampar sekali akan nikmat Allah yang sudah diberikan, akan tetapi saya masih selalu suka mengeluh. Haikal hanyalah satu contoh dari beberapa siswa di SDN Pakisan 1 yang kehilangan orang tuanya baik Ayah atau Ibunya atau dua-duanya. Terhitung kurang lebih 10 anak yang telah menjadi yatim piatu. Semangat Nak..kalian adalah manusia pilihan Allah…kalian hebat dan tunjukkan pada dunia bahwa kalian pun patut dibanggakan.
By Diana Eva
Tidak ada komentar:
Posting Komentar